Langsung ke konten utama

Meringankan Shalat Ketika Anak Menangis

Anak menangis sewaktu sang Ibu atau Ayah shalat adalah hal yang banyak terjadi. Bukan saja tatkala shalat di rumah, namun juga kala shalat berjamaah Tarawih atau Ied. Tangisan anak bisa mengganggu konsentrasi atau khusyunya shalat.

Rasulullah SAW pernah meringankan shalatnya manakala mendengar tangisan anak kecil. Disebabkan rasa belas kasihan dan kasih sayang serta pemeliharaan terhadap anak-anak, Tangisan mereka bukan saja akan menyibukan sang Ibu atau Ayahnya, namun juga orang lain dari shalat mereka. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk meringankan shalat.

 “Sesungguhnya aku memulai sholat dan aku ingin memanjangkannya, namun aku mengurungkannya (dengan memperpendek sholat) ketika aku mendengar tangis seorang bayi, karena kasihan terhadap ibunya “. HR. al-Bukhori dan Muslim.

Selain meringankan shalat, Rasulullah SAW juga pernah shalat sambil menggendong cucunya Umamah, sebagai bentuk kasih sayang terhadap anak-anak dan bayi-bayi.

Dahulu suatu saat ketika Rasulullah SAW sedang sholat, beliau menggendong cucunya yang bernama Umamah bin Abil ‘Ash, sehingga ketika sedang berdiri, beliau menggendongnya, dan ketika ruku’ dan sujud, beliau menurunkannya, padahal kala itu beliau sholat mengimami para sahabatnya. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori dan Muslim dan juga lainnya.

Juga karena alasan agar tidak  tersibukkan oleh tangisan tersebut. Sementara Allah Ta’ala berfirman,
“Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya.” (QS: Al Ahzab: 4)

Sehingga agar seorang ibu atau ayah tidak tersibukkan dari shalatnya oleh tangisan anaknya, ia boleh menggendong anaknya sebagaimana yang diperbuat oleh Nabi SAW, kemudian apabila dia ruku’ dan sujud maka dia letakkan anaknya. Dan apabila dia bangkit lalu dia bisa menggendongnya kembali. Kebanyakan anak akan menjadi tenang dari tangisannya, sehingga shalatpun bisa berlangsung tanpa kehilangan kekhusyu’annya.

Namun ada hal yang berkaitan dengan syarat suatu kesucian. Yaitu apabila pada anak tersebut terdapat kotoran misalnya air kencing atau tahi atau najis yang lain maka menggendongnya dapat merusak kesucian shalat sebagaimana disyaratkan.

Hal serupa jika anak mengenakan diapers, maka tidak boleh menggendongnya, karena biasanya si anak telah pipis atau bahkan buang air besar di dalamnya, sehingga menggendongnya berarti membawa najis ketika sedang sholat, dan ini tentunya terlarang.

Dahulu Rasulullah SAW pernah sholat mengenakan sandal, dan ketika di tengah-tengah sholat tiba-tiba beliau melepaskan kedua sandalnya, sehingga para sahabat pun ikut-ikutan melepaskan sandalnya. Seusai sholat Rasulullah mengabarkan bahwa ia diberi tahu oleh Malaikat Jibril bahwa di sandalnya terdapat kotoran (najis), oleh karena itu beliau melepaskan sandalnya. Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Al Baihaqi, Ad Darimi dan lain-lain.

Maka jika tak dapat menggendongnya dalam shalat karena khawatir akan menodai kesucian shalat, bolehlah memilih untuk meringankan shalat.

Jika anak menjadi sangat rewel dan berteriak-teriak, tidak disarankan untuk membatalkan shalat semata-mata karena ia berteriak. Namun boleh maju atau mundur untuk menggendongnya atau boleh saja mempercepat atau meringankan shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW tersebut.

Dan janganlah membatalkan sholat kecuali jika ada ular di depannya, atau ia terjatuh dan memecahkan sesuatu, atau ia jadi kesakitan, maka tidak mengapa.

Disarikan dari berbagai sumber.
Depok, 9 November 2010.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses (Kreatif) Dibalik Buku Anak : Mengenal Tanda Kebesaran Allah SWT

Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin Tahun 2015 kemarin ditutup dengan terbitnya buku solo perdana saya. Buku anak berjudul "Mengenal Tanda-Tanda Kebesaran Allah SWT", diterbitkan oleh Al-Kautsar Kids (Pustaka Alkautsar Group). Buku setebal 152 halaman ini telah menempuh perjalanan yang cukup panjang sejak idenya muncul hingga terbit.  Berawal dari perjalanan saya, suami, dan dua anak saya naik motor bolak-balik dari rumah ke masjid setiap waktu sholat tiba.  Saat maghrib, isya dan subuh, saya selalu memandangi langit yang gelap. Di antara kerlip bintang di sana, saya melihat bulan dalam bentuk yang selalu berbeda. Kadang sabit tipiiis serupa alis, kadang cembung gendut lucu, kadang purnama bulat sempurna dengan cahaya berpendar-pendar, indah sekali.  Lalu timbullah tanya dalam hati, dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman bahwa tidaklah Dia menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dengan sia-sia. Tapi mengapa rasa di hati saya terhadap bulan tak lebih hanya hi...

Tiga Langkah Pertamaku

(Juara 2 lomba menulis " Capture Your Gain Moment " yang di selenggarakan oleh Majalah Parents Guide, bulan Desember 2010) Menjelang usia sembilan bulan anakku, Farraas. Aku menjadi full time mom.  Jika dulu pengasuhnya sangat hati-hati menjaga karena tentu saja takut aku marahi kalau terjadi apa-apa. Aku cenderung membiarkan dan tidak menahannya menjelajah seisi rumah. Aku hanya mengamati benda-benda disekitarnya kalau-kalau bisa membahayakannya. Selebihnya,kubiarkan ia menantang dirinya sendiri, merangkak, memegang ini itu, menjangkau benda yang lebih tinggi, lalu mulai berdiri. Awalnya aku terpana melihat ia berdiri sendiri dengan kaki gemetar, mungkin kakinya belum kuat. Ia menangis lalu jatuh terduduk. Aku hanya tersenyum seraya berkata, “Bagus, Nak. Ayo teruskan!”. Dua hari kemudian, Farraas mulai menantang dirinya untuk menggerakkan kakinya selangkah dengan tangan berpegangan di sofa. Satu langkah masih gemetar, ia menangis, namun sekali lagi aku katakan, “Ba...

Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Membaca dan Korupsi

Sudah lama saya ingin tahu dan menulis mengenai hubungan korupsi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Membaca, adakah hubungan yang saling berkaitan? KORUPSI Dari data “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) – Hongkong yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2010, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling korup se-asia pasifik. Berikut urutan lengkapnya: Indonesia (terkorup) Kamboja (korup) Vietnam (korup) Filipina (korup) Thailand India China Taiwan Korea Macau Malaysia Jepang Amerika Serikat (bersih) Hong Kong (bersih) Australia (bersih) Singapura (terbersih) Penilaian didasarkan atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2,174 dari berbagai kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan Amerika Serikat. Masih data PERC 2010, dalam kurun 2008-2010, peringkat korupsi Indonesia meningkat dari 7.98 (2008.), 8.32 (2009) dan naik menjadi 9.07 (2010) dari angka...