Langsung ke konten utama

Keri Kerbau yang Serakah

Hari itu sangat panas. Musim kemarau sudah tiba dan hujan sudah lama tak turun. Pohon-pohon sudah banyak yang kering dan mati. Bahkan tanah-tanah sudah mulai retak.

Keri Kerbau bersama empat saudara kerbauya setiap hari mendatangi sebuah rawa di dekat hutan. Kini air di rawa itu sudah mulai berkurang. Bahkan dasar rawa itu sudah mulai kelihatan di sana sini. Air yang tersisa di rawa itu membentuk dua kubangan besar. Keri Kerbau masuk ke kubangan pertama yang lebar dan airnya lebih banyak. Ketika saudara-saudaranya hendak ikut masuk ke kubangan itu, Keri menghardiknya dengan keras.

"Jangan masuk, ini kubanganku. Kalian ke kubangan itu saja" Kata Keri sambil menunjuk ke arah kubangan yang dekat rimbunan pohon bambu di tepi rawa. Airnya lebih sedikit.

"Air di kubangan itu sedikit Keri, hanya bisa dimasuki dua kerbau saja. Sedangkan kita kan berlima" Sahut Ibau si Kerbau kedua.

"Tidak boleh. Ini kubanganku sendiri. Musim hujan belum lagi turun. Kalau air di sini habis nanti aku bisa mati kepanasan. Kalian bergantian saja masuk ke kubangan itu" Jawab Keri ketus.

"Kau serakah sekali, Keri" Timpal Erba si Kerbau ketiga.

"Biar saja..." Sahut Keri lagi.

Karena panas sudah sangat menyengat, keempat saudara Keri akhirnya mengalah. Mereka bergantian berendam dalam kubangan di dekat pohon bambu.

Keesokan harinya, hujan belum turun juga dan Keri belum mau berbagi kubangan dengan keempat saudaranya. Semakin hari, air dalam kubangan Keri semakin berkurang. Sementara air dalam kubangan saudara-saudara Keri, walaupun lebih kecil namun airnya tidak berkurang sedikitpun. Hingga suatu hari, air dalam kubangan Keri habis, bahkan tanahnya sudah mulai retak.

Keri berdiri kepanasan di tengah rawa itu sambil makan sisa rerumputan liar yang mengering. Dia sudah sangat haus dan ingin sekali berendam. Namun ia takut meminta pada saudara-saudaranya yang sedang bergantian makan dan berendam. Selama ini ia sendiri kan tidak mau berbagi dengan mereka.

Abau, si kerbau keempat, menghampiri Keri, "Apa kau baik-baik saja, Keri?"

Keri menatap saudaranya dengan lemah, "Aku haus dan kepanasan, tubuhku kering dan perlu berendam" sahutnya.

"Kau boleh minum dan berendam di kubangan kami, Keri. Tapi kau harus mau bergantian" Kata Ibau, si kerbau kedua.

Erba, Abau, dan juga Oba, si kerbau kelima, sama-sama menganggukkan kepala tanda setuju.

Keri dengan gembira masuk ke dalam kubangan saudara-saudaranya itu. Wah, segar sekali rasanya. Ia merasa bersalah sudah serakah terhadap saudara-saudaranya selama ini.

"Air disini lebih segar ya", Sahut Keri.

"Tentu saja" Sahut saudara-saudara Keri.

Keri jadi malu, "Maafkan aku selama ini tidak mau berbagi dengan kalian ya, saudara-saudaraku. Aku tidak menyangka kalian tetap bermurah hati padaku"

"Asal kau berjanji tidak akan serakah lagi, Keri" Timpal Erba.

Keri mengangguk yakin, "Aku berjanji"

Sejak saat itu, Keri tidak lagi menjadi kerbau yang serakah. Ternyata memang air dalam kubangan itu tidak pernah habis karena terhubung langsung dengan sebuah mata air di bawah pohon bambu, sampai musim hujan berikutnya datang.

Depok, 4 November 2010
Inspired by my lovely daughter, Nailah, 4 years

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses (Kreatif) Dibalik Buku Anak : Mengenal Tanda Kebesaran Allah SWT

Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin Tahun 2015 kemarin ditutup dengan terbitnya buku solo perdana saya. Buku anak berjudul "Mengenal Tanda-Tanda Kebesaran Allah SWT", diterbitkan oleh Al-Kautsar Kids (Pustaka Alkautsar Group). Buku setebal 152 halaman ini telah menempuh perjalanan yang cukup panjang sejak idenya muncul hingga terbit.  Berawal dari perjalanan saya, suami, dan dua anak saya naik motor bolak-balik dari rumah ke masjid setiap waktu sholat tiba.  Saat maghrib, isya dan subuh, saya selalu memandangi langit yang gelap. Di antara kerlip bintang di sana, saya melihat bulan dalam bentuk yang selalu berbeda. Kadang sabit tipiiis serupa alis, kadang cembung gendut lucu, kadang purnama bulat sempurna dengan cahaya berpendar-pendar, indah sekali.  Lalu timbullah tanya dalam hati, dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman bahwa tidaklah Dia menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dengan sia-sia. Tapi mengapa rasa di hati saya terhadap bulan tak lebih hanya hi...

Tiga Langkah Pertamaku

(Juara 2 lomba menulis " Capture Your Gain Moment " yang di selenggarakan oleh Majalah Parents Guide, bulan Desember 2010) Menjelang usia sembilan bulan anakku, Farraas. Aku menjadi full time mom.  Jika dulu pengasuhnya sangat hati-hati menjaga karena tentu saja takut aku marahi kalau terjadi apa-apa. Aku cenderung membiarkan dan tidak menahannya menjelajah seisi rumah. Aku hanya mengamati benda-benda disekitarnya kalau-kalau bisa membahayakannya. Selebihnya,kubiarkan ia menantang dirinya sendiri, merangkak, memegang ini itu, menjangkau benda yang lebih tinggi, lalu mulai berdiri. Awalnya aku terpana melihat ia berdiri sendiri dengan kaki gemetar, mungkin kakinya belum kuat. Ia menangis lalu jatuh terduduk. Aku hanya tersenyum seraya berkata, “Bagus, Nak. Ayo teruskan!”. Dua hari kemudian, Farraas mulai menantang dirinya untuk menggerakkan kakinya selangkah dengan tangan berpegangan di sofa. Satu langkah masih gemetar, ia menangis, namun sekali lagi aku katakan, “Ba...

Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Membaca dan Korupsi

Sudah lama saya ingin tahu dan menulis mengenai hubungan korupsi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Membaca, adakah hubungan yang saling berkaitan? KORUPSI Dari data “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) – Hongkong yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2010, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling korup se-asia pasifik. Berikut urutan lengkapnya: Indonesia (terkorup) Kamboja (korup) Vietnam (korup) Filipina (korup) Thailand India China Taiwan Korea Macau Malaysia Jepang Amerika Serikat (bersih) Hong Kong (bersih) Australia (bersih) Singapura (terbersih) Penilaian didasarkan atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2,174 dari berbagai kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan Amerika Serikat. Masih data PERC 2010, dalam kurun 2008-2010, peringkat korupsi Indonesia meningkat dari 7.98 (2008.), 8.32 (2009) dan naik menjadi 9.07 (2010) dari angka...