Langsung ke konten utama

Sehari Tanpa Televisi

Semula, anak-anak tak bisa lepas tanpa televisi. Memang tak melulu nonton tayangan dari stasiun televisi. Kadang menonton film anak-anak dari VCD atau DVD. Televisi memang ampuh untuk membuat anak diam. Mata mereka tak berkedip melihat warna-warni dari layar gelas yang berganti dalam hitungan detik, dan duduk manis terdiam. Sulit sekali mengalihkan perhatian mereka. Apalagi memang tak ada pilihan lain kala itu. Tak ada teman sebaya untuk bermain bersama dan tak ada alternatif lain.

Hingga suatu hari kami mulai banyak mengoleksi buku-buku dongeng dan cerita anak, disusun dalam rak buku yang mudah dijangkau mereka. Juga menyediakan tape dan radio sebagai alternatif mereka mendengar suara dari film-film kesukaan mereka, namun tanpa gambar di layar kaca. Lumayan berhasil. Apalagi kemudian ada seorang teman sebaya yang bisa diajak bermain bersama dalam satu pagar komplek.

Memang mereka masih terus minta supaya televisinya dinyalakan karena ingin melihat gambarnya. Dengan halus mereka diberitahu sebaiknya mendengarkan saja lewat tape agar melatih pendengaran. Dan dialihkan ke buku-buku yang telah disediakan. Anak-anak itu dapat mengerti, dan akhirnya kini hari-hari dihabiskan dengan bermain bersama teman, mendengarkan cerita lewat tape dan membaca buku-buku, dengan pendampingan orang dewasa tentu saja. Ternyata hal-hal ini lebih mampu memunculkan rasa ingin tahu mereka, dan mereka bisa belajar lebih banyak. Kuncinya tentu saja orang tua tak boleh merasa kesal dengan pertanyaan mereka yang tanpa akhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses (Kreatif) Dibalik Buku Anak : Mengenal Tanda Kebesaran Allah SWT

Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin Tahun 2015 kemarin ditutup dengan terbitnya buku solo perdana saya. Buku anak berjudul "Mengenal Tanda-Tanda Kebesaran Allah SWT", diterbitkan oleh Al-Kautsar Kids (Pustaka Alkautsar Group). Buku setebal 152 halaman ini telah menempuh perjalanan yang cukup panjang sejak idenya muncul hingga terbit.  Berawal dari perjalanan saya, suami, dan dua anak saya naik motor bolak-balik dari rumah ke masjid setiap waktu sholat tiba.  Saat maghrib, isya dan subuh, saya selalu memandangi langit yang gelap. Di antara kerlip bintang di sana, saya melihat bulan dalam bentuk yang selalu berbeda. Kadang sabit tipiiis serupa alis, kadang cembung gendut lucu, kadang purnama bulat sempurna dengan cahaya berpendar-pendar, indah sekali.  Lalu timbullah tanya dalam hati, dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman bahwa tidaklah Dia menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dengan sia-sia. Tapi mengapa rasa di hati saya terhadap bulan tak lebih hanya hi...

Tiga Langkah Pertamaku

(Juara 2 lomba menulis " Capture Your Gain Moment " yang di selenggarakan oleh Majalah Parents Guide, bulan Desember 2010) Menjelang usia sembilan bulan anakku, Farraas. Aku menjadi full time mom.  Jika dulu pengasuhnya sangat hati-hati menjaga karena tentu saja takut aku marahi kalau terjadi apa-apa. Aku cenderung membiarkan dan tidak menahannya menjelajah seisi rumah. Aku hanya mengamati benda-benda disekitarnya kalau-kalau bisa membahayakannya. Selebihnya,kubiarkan ia menantang dirinya sendiri, merangkak, memegang ini itu, menjangkau benda yang lebih tinggi, lalu mulai berdiri. Awalnya aku terpana melihat ia berdiri sendiri dengan kaki gemetar, mungkin kakinya belum kuat. Ia menangis lalu jatuh terduduk. Aku hanya tersenyum seraya berkata, “Bagus, Nak. Ayo teruskan!”. Dua hari kemudian, Farraas mulai menantang dirinya untuk menggerakkan kakinya selangkah dengan tangan berpegangan di sofa. Satu langkah masih gemetar, ia menangis, namun sekali lagi aku katakan, “Ba...

Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Membaca dan Korupsi

Sudah lama saya ingin tahu dan menulis mengenai hubungan korupsi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Membaca, adakah hubungan yang saling berkaitan? KORUPSI Dari data “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) – Hongkong yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2010, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling korup se-asia pasifik. Berikut urutan lengkapnya: Indonesia (terkorup) Kamboja (korup) Vietnam (korup) Filipina (korup) Thailand India China Taiwan Korea Macau Malaysia Jepang Amerika Serikat (bersih) Hong Kong (bersih) Australia (bersih) Singapura (terbersih) Penilaian didasarkan atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2,174 dari berbagai kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan Amerika Serikat. Masih data PERC 2010, dalam kurun 2008-2010, peringkat korupsi Indonesia meningkat dari 7.98 (2008.), 8.32 (2009) dan naik menjadi 9.07 (2010) dari angka...