Rangkuman Seminar Parenting : “Mendidik Anak Perempuan" 
Maryam binti Imron, mendukung kenabian Isa a.s, anaknya.
Semua kedudukan perempuan ada contohnya, apakah dia mendukung kenabian ayahnya, suaminya, anaknya, bahkan anak orang lain. Lengkap, bukan?
Dalam hadits lain : "Laki-laki yang sempurna itu banyak, sedangkan perempuan yang sempurna itu adalah Maryam binti Imron dan Asiyah istri Fir'aun". (HR Muslim).
Bahkan dalam Al-Qur'an, disebutkan Maryam adalah perempuan pilihan dan suci : "Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata : "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala perempuan di dunia". (QS Ali Imron : 42)
Kita telah belajar ilmu parenting mendidik anak laki-laki dari keluarga Ibrohim, kini kita belajar dari keluarga Imron bagaimana mereka bisa mendidik Maryam sehingga mendapat gelar perempuan terbaik, perempuan pilihan, perempuan sempurna.
Keluarga Imron bukan keluarga nabi, hanya manusia biasa. Imron sendiri meninggal ketika istrinya melahirkan Maryam, sehingga dalam Al-Qur'an yang banyak disebut adalah peran perempuannya yaitu istri Imron dan anak perempuan mereka, Maryam. Meskipun demikian, pengasuhan keluarga mereka sukses, keimanan mereka berdampak lintas generasi, hingga ke cucu mereka, Isa.
Narasumber Ust. Bendri Jaisyurrahman
Sabtu 8 November 2014 di Sekolah Alam
Indonesia cabang Meruyung
Dinarasikan kembali oleh : Pida Siswanti
Dulu, sebelum Islam datang, perempuan tidak mendapat tempat yang cukup mulia di tengah masyarakat di berbagai penjuru dunia. Perempuan direndahkan, dihinakan. Antara lain : perempuan dianggap sebagai 'barang', bukan manusia, sehingga dapat diwariskan. Atau perempuan ditempatkan tak lain tak bukan hanya sekedar sebagai obyek seks saja. Dari keadaan tersebut, beberapa perempuan kemudian mengalami trauma lantas mendobraknya dengan menjadi kelompok feminis. 
Muhammad SAW pun diangkat menjadi Rasul Allah, Islam datang, memberikan posisi yang memuliakan perempuan. Jika feminis ingin menyetarakan laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Islam tidak demikian. Islam menempatkan perempuan di jalur khusus, jalur perempuan. Jalur yang mampu memaksimalkan potensi 'keperempuanan' yang dianugerahkan Allah dalam setiap diri bayi perempuan yang lahir. Jalur perempuan ini berdampingan dan saling melengkapi dengan jalur laki-laki, sehingga keduanya bisa bersinergi menumbuhkan karakter kenabian generasi berikutnya, untuk menegakkan agama, iqomatuddin. Keduanya mendapat jatah pahala masing-masing, tidak berebutan. Pahala yang mungkin berbeda, namun setara, yang mampu mengantarkan laki-laki dan perempuan tersebut ke dalam surga. Berkumpul dan terhubung bukan hanya di dunia, namun juga di akhirat. 
Paradigma jahiliyah tentang perempuan tersebut, diabadikan Allah dalam QS An Nahl ayat 58: "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan mukanya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukan akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu".
Sementara dalam Islam, simak sabda Rasulullah SAW dalam dua hadits berikut: 
"Barangsiapa yang mencukupi kebutuhan dan mendidik dua anak perempuan hingga mereka dewasa, maka dia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan aku dan dia (seperti ini) dan beliau mengumpulkan jari jemarinya". (HR Muslim No 2631)
"Barangsiapa yang diberi cobaan dengan anak perempuan, kemudian ia berbuat baik pada mereka,maka mereka (anak perempuan itu) akan menjadi penghalang baginya dari api neraka". (HR Bukhari No 1418 dan Muslim no 2629)
Belajar dari Perempuan Terbaik 
Rasulullah SAW pernah bersabda : "Sebaik-baik perempuan di surga adalah 4 orang; Maryam binti Imron, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah binti Muzahim". (HR Ahmad)
Apa kesamaan dari 4 perempuan yang disebut sebagai wanita terbaik di dunia dan di surga tersebut? Ada 2 kesamaan mereka berempat. 
- Mereka berempat sama-sama dikenal sebagai perempuan suci. Suci di sini dalam arti kata ath-thohiroh, yang memiliki aspek adab dan sikap. Bukan suci dalam arti perawan atau al bakirah yang hanya berkaitan dengan selaput dara.
- Mereka berempat sama-sama mendukung sebuah kenabian di masa mereka hidup.
Khadijah, bahkan sebelum menikah dengan Rasulullah, telah dikenal di kalangan masyarakatnya dengan julukan ath-thohiroh, perempuan suci, meskipun telah menjanda 2 kali dan memiliki anak dari suami terdahulunya. Itu karena Khadijah sangat menjaga kehormatan dirinya dalam hal adab dan sikap. Matanya tidak jelalatan, gayanya tidak minta 'godain kita dong!', tidak agresif terhadap laki-laki, suka membantu sesama, dermawan, jujur dan berbagai sikap utama lainnya. Padahal sebagai seorang perempuan pebisnis, Khadijah pasti banyak bergaul dengan rekan-rekan bisnisnya. Namun Khadijah mampu menjaga kehormatan dan kesucian dirinya dari laki-laki. Khadijah mampu menahan dirinya.
Maryam binti Imron, mendukung kenabian Isa a.s, anaknya.
Khadijah binti Khuwailid, mendukung kenabian Muhammad SAW, suaminya
Fatiman binti Muhammad, mendukung kenabian Muahammad SAW, ayahnya
Asiyah binti Muzahim, mendukung kenabian Musa a.s, anak orang lain 
Semua kedudukan perempuan ada contohnya, apakah dia mendukung kenabian ayahnya, suaminya, anaknya, bahkan anak orang lain. Lengkap, bukan?
Maka Tag-line mendidik anak perempuan adalah : 'JADILAH PEREMPUAN SUCI, NAK!" dan output pendidikan anak perempuan agar menjadi perempuan suci adalah mampu menahan diri. 
Ceritakanlah terus kisah 4 perempuan terbaik itu kepada anak-anak perempuan kita, agar mereka yang menjadi idola anak-anak. Bukan princess ini princess itu yang hanya ada dalam cerita dongeng. Idolakanlah princess maryam, princess khadijah, princess fatimah dan princess asiyah. Merekalah princess sejati, princess di dunia dan princess di surga. Kisahkanlah bagaimana kelembutan, kasih sayang dan kemampuan menahan diri mereka mampu mendukung kenabian 3 rosul mulia. Dan Allah menjaminkan surga bagi mereka. Merekalah level tertinggi pencapaian seorang perempuan. Dorong anak-anak perempuan kita agar mencita-citakan pencapaian level tertinggi tersebut. Jangan dorong anak-anak perempuan kita ke level pencapaian ala kadarnya atau malah rendahan dengan mengidolakan perempuan yang tak jelas keimanan dan kemampuan menahan dirinya.
Ceritakanlah terus kisah 4 perempuan terbaik itu kepada anak-anak perempuan kita, agar mereka yang menjadi idola anak-anak. Bukan princess ini princess itu yang hanya ada dalam cerita dongeng. Idolakanlah princess maryam, princess khadijah, princess fatimah dan princess asiyah. Merekalah princess sejati, princess di dunia dan princess di surga. Kisahkanlah bagaimana kelembutan, kasih sayang dan kemampuan menahan diri mereka mampu mendukung kenabian 3 rosul mulia. Dan Allah menjaminkan surga bagi mereka. Merekalah level tertinggi pencapaian seorang perempuan. Dorong anak-anak perempuan kita agar mencita-citakan pencapaian level tertinggi tersebut. Jangan dorong anak-anak perempuan kita ke level pencapaian ala kadarnya atau malah rendahan dengan mengidolakan perempuan yang tak jelas keimanan dan kemampuan menahan dirinya.
Amalan Utama Perempuan Suci
Rasulullah SAW pernah bersabda : "Jika seorang perempuan selalu menjaga sholat lima waktu, berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan) serta menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya : Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu suka". (H.R Ibnu Hibban dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Pertama : Sholat 5 Waktu
Dalam Al-Quran disebutkan, bahwa sholat harus bisa menahan diri seorang perempuan dari fahsya (kejahatan batin) wal munkar (kejahatan fisik). Kejahatan batin di sini termasuk di dalamnya sikap suka menggerutu, suka ngedumel, suka su'udzon dan penyakit-penyakit hati lainnya. Artinya, perempuan suci itu tidak suka menggerutu, tidak suka mencela, tidak suka bergunjung, tidak suka berprasangka buruk, tidak suka menyimpan dendam, dlsb, baik terhadap suaminya, anaknya, ayahnya ataupun orang lain. Kejahatan fisik perempuan di sini bisa berarti tangan yang suka memukul, kalimat yang menyakiti, tangan yang mencubit, kaki yang menendang, baik terhadap anaknya atau anak orang lain.
Kedua : Puasa Ramadhan
Dengan berpuasa, walaupun hanya di bulan ramadhan, seharusnya bisa membuat perempuan menahan diri dari nafsu perut. Inilah ciri perempuan suci : tidak konsumtif. 
Ketiga : Menjaga Kemaluan
Artinya mampu menahan diri dari nafsu seksual. Inilah ciri perempuan suci : tidak agresif
Keempat : Taat pada Suami
Artinya mampu menahan diri dari nafsu akalnya. Inilah ciri perempuan suci : tidak suka mendebat. Seorang perempuan atau istri boleh saja lebih berpendidikan dari suaminya, lebih kaya dari suami, lebih cantik sementara suaminya biasa saja, lebih segala-galanya, tapi perempuan suci mampu menahan diri agar semua kelebihannya itu tidak menjadikannya suka mendebat keputusan suaminya. Tahu adabnya jika ingin memberi masukan pada suaminya sehingga tidak membuat suaminya tersinggung atau marah. This is skill. Ketrampilan mengambil hati, ketrampilan berbahasa lisan, ketrampilan berbahasa tubuh, ketrampilan selalu berwajah 'enak dipandang', adalah ketrampilan yang harus dipelajari seorang perempuan.
Buah dari keempat amalan tersebut di atas adalah : Perempuan yang mampu menahan diri. Menahan diri dari nafsunya, dari tangannya, dari perutnya dan dari akalnya. 
Jika seorang perempuan telah mampu mengamalkan keempat hal tersebut, biasanya akan memunculkan karakter dasar : Qonaah (sikap menerima), sabar dan syukur.
Maka paradigma yang harus ditumbuhkan dalam mendidik anak adalah memuliakan adab dan ahlaknya, bukan memuliakan fisiknya. Misalnya "Alhamdulillah, anak bunda hebat, bangun tidur langsung gembira, ngga cemberut apalagi nangis", dan bukan "cantiknya anak bunda". Orang tua yang menjaga adab dan ahlaknya selama pengasuhan, akan ditiru oleh anaknya, terutama anak perempuan. Seorang guru pun dalam memuji anak didiknya menggunakan paradigma ini, karena guru adalah 'asiyah' nya zaman sekarang. 
Ada perumpamaan, bahwa laki-laki itu petani dan perempuan itu ladang. Logikanya, ladang itu harus diolah terlebih dahulu, tidak bisa ditanam benih langsung tumbuh, perlu proses. Begitu juga anak perempuan, perlu banyak dielus dan dibelai,untuk menumbuhkan potensi keperempuanannya.
Tugas Dasar Perempuan
Jika anak laki-laki dididik agar berkarakter kenabian. Agar menjadi ahli di bidangnya sehingga mampu menegakkan agama, iqomatuddin, lalu memberi solusi bagi umat. Maka anak perempuan dididik agar dia mampu mencetak 'lelaki yang berkarakter kenabian'. Ya, tugas dasar perempuan adalah mendukung dan mencetak anaknya, suaminya, ayahnya atau anak orang lain, agar menjadi LAKI-LAKI HEBAT. Laki-laki dengan profesi tertinggi (red: nabi) di zamannya. Laki-laki dengan karakter kenabian, untuk menegakkan agama.
Tugas Dasar Perempuan
Jika anak laki-laki dididik agar berkarakter kenabian. Agar menjadi ahli di bidangnya sehingga mampu menegakkan agama, iqomatuddin, lalu memberi solusi bagi umat. Maka anak perempuan dididik agar dia mampu mencetak 'lelaki yang berkarakter kenabian'. Ya, tugas dasar perempuan adalah mendukung dan mencetak anaknya, suaminya, ayahnya atau anak orang lain, agar menjadi LAKI-LAKI HEBAT. Laki-laki dengan profesi tertinggi (red: nabi) di zamannya. Laki-laki dengan karakter kenabian, untuk menegakkan agama.
Dan belajar dari 4 perempuan terbaik di surga yang dikabarkan sang nabi SAW, maka agar anak perempuan kelak mampu mencetak laki-laki berkarakter kenabian, perempuan tersebut memiliki ketrampilan dan kekuatan untuk menahan diri dalam segala situasi. Fokusnya adalah mendukung laki-laki mahrom di sekitarnya agar taat pada Allah dan iqomatuddin. Tidak ingin tenar sendiri atau haus popularitas.
Belajar dari Keluarga Imron
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imron melebihi segala umat.” QS Ali ‘Imron (3) : 33
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imron melebihi segala umat.” QS Ali ‘Imron (3) : 33
Dalam hadits lain : "Laki-laki yang sempurna itu banyak, sedangkan perempuan yang sempurna itu adalah Maryam binti Imron dan Asiyah istri Fir'aun". (HR Muslim).
Bahkan dalam Al-Qur'an, disebutkan Maryam adalah perempuan pilihan dan suci : "Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata : "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala perempuan di dunia". (QS Ali Imron : 42)
Kita telah belajar ilmu parenting mendidik anak laki-laki dari keluarga Ibrohim, kini kita belajar dari keluarga Imron bagaimana mereka bisa mendidik Maryam sehingga mendapat gelar perempuan terbaik, perempuan pilihan, perempuan sempurna.
Keluarga Imron bukan keluarga nabi, hanya manusia biasa. Imron sendiri meninggal ketika istrinya melahirkan Maryam, sehingga dalam Al-Qur'an yang banyak disebut adalah peran perempuannya yaitu istri Imron dan anak perempuan mereka, Maryam. Meskipun demikian, pengasuhan keluarga mereka sukses, keimanan mereka berdampak lintas generasi, hingga ke cucu mereka, Isa.
- Kesholehan orang tua amat menentukan
 Dalam QS Maryam ayat 28 : "Wahai saudara perempuan Harun (Maryam), ayahmu bukanlah seorang yang buruk perangai dan ibumu bukanlah seorang perempuan pezina".
 Bahkan masyarakat kala itu sangat mengenal keluarga Imron. Imron dikenal sebagai lelaki yang baik perangainya dan istri Imron dikenal sebagai perempuan yang menjaga diri dari laki-laki lain. Dari kombinasi suami-istri baik itulah, lahir Maryam, seorang perempuan yang dikenal suci dan amat menjaga kehormatan dirinya.
 Dalam QS Ali Imron : 35 : "(Ingatlah) Ketika istri Imron berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi kepada-Mu, maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui".
 Dari ayat di atas kita bisa belajar, bahwa selama kehamilannya, istri Imron sangat menjaga lisannya. Tak keluar dari mulutnya selain doa, doa dan doa. Mendoakan anak dalam kandungannya. Anak perempuan yang suci dan sanggup menjaga kehormatan dirinya kelak hanya didapat dari ibu yang selama kehamilannya mampu menjaga lisannya.
- Berikan kenyamanan yang lebih
 Dalam QS Ali Imron ayat 37 : "Maka Dia (Allah) menerima dengan penerimaaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, "Wahai Maryam, dari mana (makanan) ini engkau peroleh?". Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan".
 Dimulai dari kehamilan yang menyenangkan, lisan sang bunda yang dipenuhi dengan doa-doa, lalu setelah lahir, kebutuhan dasar Maryam pun terpenuhi dengan baik. Meskipun ayahnya telah meninggal, tapi sosok ayah itu Allah gantikan dengan sosok Zakaria, paman Maryam, yang juga seorang nabi mulia. Dengan demikian, Maryam tidak kehilangan sosok ayah dalam pengasuhannya. Aktifitas Maryam kebanyakan berupa ibadah. Dia jarang meninggalkan mihrab, tempatnya beribadah. Dari situ kita melihat, bahwa anak perempuan sebaiknya dididik agar betah di rumah dan memperbanyak ibadah.
 Maka tugas orang tua adalah membuatnya betah di rumah daripada keluyuran di luar rumah. Misalnya dengan memberikannya kamar yang nyaman. Biarkan dia memilih dan mendesain kamarnya sendiri. Tak lain tak bukan agar ia nyaman di rumah dan nyaman beribadah. Budget kita untuk anak perempuan memang harus lebih banyak daripada anak laki-laki. Anak laki-laki kita dorong agar keluar rumah dan melakukan berbagai aktivitas kebaikan yang berorientasi produksi, jadi tak perlu kamar bagus. Sementara anak perempuan, kita harus membuat agar kamar dan rumah menjadi tempat paling nyaman baginya.
 Bahkan makanan Maryam pun, Allah sendiri yang sediakan. Ada ulama yang menafsirkan makanan itu benar-benar turun dari langit dalam bentuk siap makan, sehingga tidak perlu bagi Maryam keluar dari mihrabnya untuk mencari makan. Hal ini menjaga Maryam dari bertemu dengan laki-laki di luar rumahnya.
- Ajarkan ketegasan
 Dalam QS Ali Imron ayat 47 : "Dia (Maryam) berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku". Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya "Jadilah!" maka jadilah sesuatu itu".
 Bahkan ketika malaikan Jibril mengabarkan bahwa dirinya akan hamil, Maryam dengan tegas mengatakan "bagaimana mungkin?". Seorang anak perempuan harus diajarkan ketegasan. Dan ketegasan hanya bisa diajarkan oleh sosok laki-laki, sosok ayah, atau ayah pengganti.
 Bagaimana dominannya peran ayah atau ayah pengganti, Al-Qur'an mengabarkan bahwa untuk menentukan siapa yang berhak mengasuh Maryam sepeninggal Imron, mereka melakukan undian. "...padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melempar pena mereka (untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan memelihara Maryam...." (QS Ali Imron ayat 44)
- Banyak dielus dan dibelai
 "Berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para perempuan, karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk". (HR Bukhari dan Muslim)
 Tulang rusuk, sifat dasarnya adalah bengkok. Jika perempuan dikatakan diciptakan dari tulung rusuk, maka itu menunjukan bahwa perempuan sangat rawan untuk 'bengkok'. Jika terlalu keras diluruskan dia patah, jika dibiarkan dia tetap bengkok. Cara terbaik meluruskannya adalah dengan banyak dielus, dibelai, diucapkan kata-kata baik nan lembut kepadanya. Seorang anak perempuan, selama pengasuhan, harus banyak dielus dan dibelai. Maka akan tercipta ikatan batin yang kuat, sang anak akan lebih mudah dinasehati kedua orang tuanya, dan tidak gampang membangkang, tidak gampang 'bengkok'.
- Melatih ketrampilan ketentraman orang lain
 Seorang Ibu harus bersifat lemah lembut dan penyayang, karena suami dan anaknya akan datang kepadanya untuk mendapatkan kenyamanan. Maka anak perempuan harus diajarkan bagaimana bersikap lemah lembut dan penyayang (al-wadud).
- Biasakah sholat dan puasa
 Dalam QS Ali Imron ayat 43 : "Wahai Maryam, taatilah Tuhanmu. Sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk".
 Bahkan Maryam pun diperintah untuk sholat. Maka anak perempuan kita pun harus dibiasakan sholat, diajak sholat, diajarkan bacaan sholat dan tata cara sholat, lengkap! Sholat akan membuat anak perempuan kita mampu menahan diri dari fahsya (kejahatan batin) wal munkar (kejahatan fisik).
 Dalam QS Maryam ayat 26 : "....jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pengasih....."
 Maryam diperintah untuk berpuasa. Maka anak perempuan kita pun harus dididik untuk mencintai puasa. Puasa akan membuat anak perempuan kita mampu menahan diri dari nafsu perutnya, kelak dia akan mampu menahan diri dari sikap konsumtif.
- Sediakan lingkungan yang baik
 Dalam QS Ali Imron ayat 43 : "Wahai Maryam, taatilah Tuhanmu. Sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk". Maryam diperintah agar berada di lingkungan orang-orang yang banyak sujud dan rukuk kepada Allah, lingkungan orang-orang sholeh. Maka anak perempuan kita pun berhak atas lingkungan baik. Perempuan itu sangat mudah dipengaruhi teman dan lingkungan, maka orang tua berkewajiban memberikan lingkungan yang kondusif kepada anak-anak perempuannya, agar mereka mencintai ibadah kepada Allah.
- Lindungi mereka dari kejahatan lingkungan
 Selain poin 7 di atas. Kita juga harus membentengi mereka dari kejahatan lingkungan yang mungkin muncul. Caranya :
 pertama, mengenali pohon kekerabatan, mana saudara mana bukan, mana mahrom mana non mahrom.
 Kedua, mengenali sentuhan, mana sentuhan pantas, sentuhan meragukan dan sentuhan tidak pantas, Sentuhan pantas berada di kepala sampai bahu. Sentuhan meragukan di sekita perut. Sentuhan tidak pantas di sekitar dada dan kemaluan.
 Ketiga, ajarkan adab berpakaian dan adab bergaul.
- Tanamkan rasa malu dan muru'ah (menjaga kehormatan)
 Kadang, orang tua tidak bisa 24 jam mengawasi anak-anaknya. Maka menumbuhkan self-responsibility atas kesucian dan kehormatan diri bagi anak perempuan, adalah wajib perlu. Caranya dengan menumbuhkan rasa malu dan muru'ah. Dan cara paling manjur biasanya dengan mempermalukannya dengan patut. Misalnya, ada tamu ayahnya datang, kita katakan pada anak perempuan kita : "Adek, malu ih rambutnya kelihatan sama tamu ayah...pakai kerudung gih!"
- Ajarkan dan biasakan menulis.
 Menurut sebuah penelitian, perempuan itu dalam sehari harus mengeluarkan sejumlah kata tertentu dari mulutnya, yang jika tidak dilakukan akan membuatnya stres. Sementara perempuan dianjurkan berada di rumah. Sedapat mungkin tidak bergaul dengan laki-laki lain untuk sesuatu yang tidak perlu. Maka sangat perlu, anak-anak perempuan diajarkan dan dibiasakan menulis. Ini untuk mengakomodir kebutuhannya berbicara dan berkata-kata. Bisa dimulai dengan mengajaknya memilih buku diari tempatnya curhat. Jika kemudian dia tertarik dalam dunia kepenulisan pun, yang menjadi konsumsi publik, harus diajarkan kepadanya untuk hanya menuliskan yang baik-baik saja. Kalau bisa yang mengingatkan pembacanya untuk mengingat Allah, Tuhannya.
QA
Q : Jika ingin anak perempuan kita belajar di pesantren, yang mana akan membuatkan meninggalkan rumah. Di umur berapa sebaiknya anak perempuan itu kita daftarkan di pesantren?
A : Harus di lihat dulu, apa tujuan orang tua mengirim anak perempuannya ke pesantren! Jika alasannya karena merasa sudah tidak bisa lagi mendidiknya, sudah nyerah, angkat tangan, karena si anak bandel dan susah dinasehati, maka beristighfarlah! Orang tua yang demikian, sejatinya meniru Nabi Yunus yang pergi meninggalkan kaumnya lantaran marah, kaumnya tak juga mau mengikuti dakwahnya. Jika alasan mengirimnya ke pesantren seperti itu, maka bersiaplah mendapatkan dunia yang gelap, segelap Nabi Yunus dalam perut ikan paus di dasar lautan yang dingin dan gelap, misalnya usaha menjadi macet dan seret. Istighfarlah, bertaubat dan perbaiki pola pengasuhan anak perempuan anda. Belajarlah ilmu parenting dari berbagai sumber, dari keluarga Imron. 
Namun jika tujuan mengirimnya ke pesantren untuk belajar ilmu agama di mana si orang tua maupun kaum kerabatnya tidak ada yang bisa mengajarkannya, maka sebelum mengirimnya ke pesantren, penuhi dulu haknya atas tempat tempat tidur, kamar mandi, teman dan guru. Ajak si anak survey ke pesantren-pesantren yang anda rekomendasikan (tentunya anda sudah survey duluan dan yakin bahwa ke-4 haknya akan terpenuhi dengan baik di sana), dan ijinkan dia memilih mana pesantren yang ia sukai. Usia yang pas untuk masuk pesantren adalah usia SMP.
Q : Bagaimana pengasuhan LDR (Long Distance Relationship)? Ayahnya jauh untuk waktu yang cukup lama karena keharusan bekerja?
A : Maka menjadi tugas ibunya untuk tetap membangun persepsi positif anak tentang ayahnya. Anak peragu biasanya timbul karena jarang dibelai sang ayah. Ibu dan ayah harus kerjasama. Misalnya ayahnya membuat sejumlah kartu yang berisi nasehat. Lalu tiap hari secara berganti-ganti, si ibu meletakkannya di meja kamar anak perempuannya. Dengan demikian, walau jauh, anak tetap merasa ayahnya dekat. Tentu saja, menelepon, mengirim email, sms dan komunikasi2 lainnya tidak boleh ketinggalan.
Hubungan ayah dan anak perempuan harus baik, karena kelak si anak memerlukan ayahnya untuk menjadi wali nikahnya. Ayah, batal jadi wali hanya karena 3 hal : murtad, gila dan mati.
Apapun jenis kelamin anak kita, laki-laki atau perempuan, tujuan akhir pengasuhan adalah membuat mereka mampu bersinergi dengan pasangannya untuk iqomatuddin, menegakkan agama, dan meneruskan sinergi tersebut untuk pendidikan anak-cucu mereka kemudian, sehingga keimanan dan semangat iqomatuddin terus dapat diwariskan lintas generasi, seperti keluarga Ibrohim, seperti keluarga Imron.  
Semoga, dari anak perempuan yang baik, kelak akan muncul Ibu baik demi tumbuhnya kualitas generasi yang baik.
Semoga, dari anak perempuan yang baik, kelak akan muncul Ibu baik demi tumbuhnya kualitas generasi yang baik.

Komentar
Posting Komentar