 Hujan makin sering menyambangi Jakarta dan daerah
penyangganya. Pagi yang cerah hampir selalu disusul siang yang gelap, lalu air hujan
pun turun dari langit sore, berlanjut hingga malam. Kadang air itu turun
serintik-serintik, tak jarang melimpah ruah. Penduduk daerah langganan banjir
mulai berjaga-jaga, waspada. Pegawai berkeluh kesah kesulitan angkutan saat
pulang kantor. Pengguna jalan terjebak macet berkepanjangan, kadang kala
menjadi tak sabar hingga bersumpah serapah. Pemerintah pun bersiap melebarkan
telinga, mendengarkan gugatan warganya atas dua masalah menahun yang mengiringi
datangnya musim hujan di Jakarta dan sekitarnya, banjir dan macet. Itulah
fenomena yang selalu terjadi mengiringi hujan akhir-akhir ini.
Hujan makin sering menyambangi Jakarta dan daerah
penyangganya. Pagi yang cerah hampir selalu disusul siang yang gelap, lalu air hujan
pun turun dari langit sore, berlanjut hingga malam. Kadang air itu turun
serintik-serintik, tak jarang melimpah ruah. Penduduk daerah langganan banjir
mulai berjaga-jaga, waspada. Pegawai berkeluh kesah kesulitan angkutan saat
pulang kantor. Pengguna jalan terjebak macet berkepanjangan, kadang kala
menjadi tak sabar hingga bersumpah serapah. Pemerintah pun bersiap melebarkan
telinga, mendengarkan gugatan warganya atas dua masalah menahun yang mengiringi
datangnya musim hujan di Jakarta dan sekitarnya, banjir dan macet. Itulah
fenomena yang selalu terjadi mengiringi hujan akhir-akhir ini.
Ada hal yang lebih baik untuk dilakukan daripada
berkeluh kesah atau bersumpah serapah setiap kali melihat hujan, yaitu
mengingat hari kebangkitan, Yaumil Hisab.
Karena melalui perumpamaan hujan itulah Allah SWT memberi jawaban atas
orang-orang yang meragukan adanya hidup sesudah mati.
"Dan Dialah (Allah) yang meniupkan angin
sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga
apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang
tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan
sebab angin itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan
orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran."  (Surat Al A`raaf ayat 57)
Kita melihat tanah yang tandus kering. Kita kira
semua tumbuhan di dalamnya mati tak bersisa. Bahkan rumput liar pun enggan
tumbuh. Tapi ternyata mereka tidak mati. Dalam tanah yang tandus kering itu,
tumbuhan masih menyisakan bagian terkecil dari dirinya untuk tetap diam.
Bersabar menunggu datangnya air hujan. Bagian terkecil yang ternyata menyimpan
semua kode-kode untuk bisa tumbuh kembali kapan saja diperintahkan Tuhan. 
Maka ketika Allah menurunkan air hujan,
menggeliatlah tumbuhan itu. Ramai-ramai mereka memunculkan tunasnya ke atas
tanah. Sedikit demi sedikit. Membuat manusia yang melihatnya terperangah, “Kami
pikir tumbuhan itu sudah mati dan tak mungkin hidup lagi.” Lalu bumi pun
menjadi hijau kembali dipenuhi aneka rerumputan dan tumbuhan. Manusia pun
bergembira ria, mendapatkan rizki untuk makanan dan minumannya.
 Begitulah
manusia dibangkitkan sesudah kematian. Ketika manusia mati dan jasadnya dikubur
di dalam tanah, habis semua daging dan tersisalah tulang belulangnya. Dengan
berjalannya waktu, tulang belulang itu pun sedikit demi sedikit menghilang.
Tapi sejatinya ia tidak hilang. Ada bagian kecil dari tulang belulang itu yang
diam, terkubur di dalam tanah, bersabar menunggu waktu datangnya perintah dari
Allah SWT untuk bangkit kembali. 
Hingga sangkakala telah diperintahkan untuk ditiup,
maka bangkitlah manusia dari kuburnya, semuanya, tanpa kecuali, sejak Nabi Adam
hingga manusia terakhir yang mati. Semua bangkit, untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya di dunia, perbuatan baik, perbuatan buruk, keduanya ditimbang
dengan sangat teliti. 
Tidak semua manusia bergembira ria pada kebangkitan
itu, bahkan kebanyakan bermuram durja, “Ini sungguh-sungguh hari yang berat.”
Apalagi mereka tahu, kebangkitan kali ini adalah abadi.
Maka janganlah berkeluh kesah jika hujan tiba.
Tinggalkanlah sumpah serapah kala hujan bersambang. Ucapkan saja selamat
datang, karena ia juga membawa peringatan. Agar manusia memperbanyak bekal,
untuk kehidupan sesudah kematian. (ilustrasi dari Blogspot)
Komentar
Posting Komentar