Langsung ke konten utama

Musuh yang Nyata

Jika suatu negara mendapatkan berita dari sumber terpercaya bahwa musuh sedang datang bermaksud menaklukkan negara tersebut, niscaya sang pemimpin negara akan langsung mempersiapkan pertahanan terbaiknya untuk menghalau dan melawan sang musuh.
Tuhan Semesta Alam memberitakan kepada kita dalam Kitab-Nya : “Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”(QS Al-An’am : 142).  Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS Fatir : 6)

Kita, sebagai pemimpin diri sendiri dan keluarga, tentu harus percaya atas berita itu, bukankah Tuhan Semesta Alam adalah sumber berita paling terpercaya dalam alam semesta yang diciptakan-Nya sendiri? Bagaimana lantas kita mesti mempersiapkan pertahanan terbaik untuk menghalau dan melawan setan - si musuh nyata – tersebut?
  
Allah pun tak tanggung-tanggung membantu kita mempersiapkan perlawanan atau pertahanan, Ia beberkan rahasia setan. Pertama, “Sesungguhnya dia dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka…(QS Al-A’raf : 27). Perang yang tidak adil, setan melihat kita tapi kita tidak bisa melihat setan, tapi inilah kenyataannya. Musuh kita tidak kelihatan oleh mata, meski ia dibilang musuh yang paling nyata.

"Kemudian pasti aku (iblis) akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka…(QS Al A'raf : 17). Dari keempat arah itu setan – dengan mengerahkan seluruh pasukannya baik yang berjalan kaki maupun yang berkuda - akan bersuara, menyerukan sesuatu dalam hati dan benak kita, suatu perkataan yang seolah-olah sangat indah. Hanya berseru, tidak lebih. Lalu kita pun merasa menemukan ide baru saat mendengarnya. Padahal seruan itu sungguh hanya tipuan belaka.

Dan perdayalah siapa saja di antara mereka (keturunan Adam) yang engkau (iblis) sanggup dengan suaramu, kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka. Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.(QS Al-Isra’ : 64). Dan di surat lain, “..Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan manusia dan setan jin, sebagian mereka membisikan kepada sebagian yang kain perkataan yang indah sebagai tipuan…” (QS : Al-An’am : 112)

Keputusan yang kita ambil setelah mendengar seruan setan itu, apakah akan kita lakukan atau kita acuhkan, adalah murni keputusan kita sendiri sebagai manusia yang dibekali akal dan qolbu. Bahkan setan pun mengakuinya. “Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri…” (QS Ibrahim : 22)

Jadi, saat kita mendapati diri kita dalam keadaan dzolim, alasan bahwa kita dijerumuskan setan tidaklah bisa diterima. Sesungguhnya kita menjerumuskan diri kita sendiri ke dalam neraka yang menyala-nyala. A’udzubillah.

Padahal Allah menyatakan bahwa “…Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS An-Nisa’ : 76), dan “Sesungguhnya setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya (Allah).” (QS An-Nahl : 99), juga “..aku (iblis) akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis.” (QS Al-Hijr : 39 – 40).

Hanya dengan iman, tawakal dan mukhlis saja, kita akan mampu membedakan antara seruan setan dan seruan kebaikan. Itulah tiga peralatan perang yang harus kita siapkan melawan musuh yang nyata. Radar untuk mendeteksi seruan setan. Peralatan perang yang hanya bisa kita dapatkan dengan terus-menerus mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah dan terus-menerus mengamalkan apa-apa yang tertulis dalam Kitab-Nya. Jika persiapan perang kita tidak maksimal, sama artinya dengan kita menyepelekan berita dari sumber paling terpercaya itu.(ilustrasi: dari blogspot)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses (Kreatif) Dibalik Buku Anak : Mengenal Tanda Kebesaran Allah SWT

Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin Tahun 2015 kemarin ditutup dengan terbitnya buku solo perdana saya. Buku anak berjudul "Mengenal Tanda-Tanda Kebesaran Allah SWT", diterbitkan oleh Al-Kautsar Kids (Pustaka Alkautsar Group). Buku setebal 152 halaman ini telah menempuh perjalanan yang cukup panjang sejak idenya muncul hingga terbit.  Berawal dari perjalanan saya, suami, dan dua anak saya naik motor bolak-balik dari rumah ke masjid setiap waktu sholat tiba.  Saat maghrib, isya dan subuh, saya selalu memandangi langit yang gelap. Di antara kerlip bintang di sana, saya melihat bulan dalam bentuk yang selalu berbeda. Kadang sabit tipiiis serupa alis, kadang cembung gendut lucu, kadang purnama bulat sempurna dengan cahaya berpendar-pendar, indah sekali.  Lalu timbullah tanya dalam hati, dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman bahwa tidaklah Dia menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dengan sia-sia. Tapi mengapa rasa di hati saya terhadap bulan tak lebih hanya hi...

Tiga Langkah Pertamaku

(Juara 2 lomba menulis " Capture Your Gain Moment " yang di selenggarakan oleh Majalah Parents Guide, bulan Desember 2010) Menjelang usia sembilan bulan anakku, Farraas. Aku menjadi full time mom.  Jika dulu pengasuhnya sangat hati-hati menjaga karena tentu saja takut aku marahi kalau terjadi apa-apa. Aku cenderung membiarkan dan tidak menahannya menjelajah seisi rumah. Aku hanya mengamati benda-benda disekitarnya kalau-kalau bisa membahayakannya. Selebihnya,kubiarkan ia menantang dirinya sendiri, merangkak, memegang ini itu, menjangkau benda yang lebih tinggi, lalu mulai berdiri. Awalnya aku terpana melihat ia berdiri sendiri dengan kaki gemetar, mungkin kakinya belum kuat. Ia menangis lalu jatuh terduduk. Aku hanya tersenyum seraya berkata, “Bagus, Nak. Ayo teruskan!”. Dua hari kemudian, Farraas mulai menantang dirinya untuk menggerakkan kakinya selangkah dengan tangan berpegangan di sofa. Satu langkah masih gemetar, ia menangis, namun sekali lagi aku katakan, “Ba...

Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Membaca dan Korupsi

Sudah lama saya ingin tahu dan menulis mengenai hubungan korupsi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Membaca, adakah hubungan yang saling berkaitan? KORUPSI Dari data “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) – Hongkong yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2010, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling korup se-asia pasifik. Berikut urutan lengkapnya: Indonesia (terkorup) Kamboja (korup) Vietnam (korup) Filipina (korup) Thailand India China Taiwan Korea Macau Malaysia Jepang Amerika Serikat (bersih) Hong Kong (bersih) Australia (bersih) Singapura (terbersih) Penilaian didasarkan atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2,174 dari berbagai kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan Amerika Serikat. Masih data PERC 2010, dalam kurun 2008-2010, peringkat korupsi Indonesia meningkat dari 7.98 (2008.), 8.32 (2009) dan naik menjadi 9.07 (2010) dari angka...