Oleh
: Pida Siswanti
Dimuat pada tanggal 18 Maret 2015 di website http://www.ummi-online.com
Dimuat pada tanggal 18 Maret 2015 di website http://www.ummi-online.com
Sahabat
Ummi, memiliki anak yang rajin mendirikan sholat tentu sangat menyejukan mata
dan hati kita. Ada harapan kelak dia akan terjaga dari akhlak buruk karena
sholat insya Allah mampu mencegahnya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar.
Kita
sudah mengajarinya bacaan dan tata cara sholat, selalu mengajaknya sholat
berjamaah di masjid. Kita pun sudah memasukannya ke sekolah yang membiasakan
sholat dhuhur berjamaah di masjid sekolah. Namun anak kita terlihat masih belum
bersegera sholat ketika azan atau iqomah terdengar, masih harus disuruh-suruh.
Bahkan mereka seperti sengaja menunda takbiratul ikhrom sampai sedetik sebelum
ruku’, masih tengok kanan tengok kiri selama sholat, dan tak jarang sholat
sambil ngobrol atau sambil bercanda tertawa cekikikan dengan kawan sebelahnya.
Malah anak laki-laki tak sedikit yang sholat sambil main berantem-beranteman
dengan kawannya. 
Bagaimana
ya cara memotivasi anak-anak itu agar tertib sholatnya. Bagaimanalah bisa
khusyu’ jika tertib saja belum. Berikut ini cara jitu untuk memotivasi mereka,
patut dicoba.
- Ingatkan terus mengenai tujuan
     sholat
 Ajak anak membuka Al-Qur’an Surat Thaha (20) ayat 14 : "Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat, untuk mengingat Aku.”
Setelah salam dan
berdoa, cobalah tanyakan pada anak, apakah selama sholat tadi dia ingat kepada
Allah? Jika anak menjawab belum, maka berbincanglah dari hati ke hati mengapa
dia belum bisa mengingat Allah selama sholat. Bantu anak melakukan refleksi
atas sholatnya, lalu lakukan evaluasi dengan memancing ide anak kira-kira apa
yang bisa ia lakukan agar sholat berikutnya lebih bisa mengingat Allah. Tantang
dia agar berkomitmen melakukan idenya sendiri. Lakukan terus perbincangan ini
dari hati ke hati, minimal sekali dalam sehari. Jika belum juga terlihat
hasilnya, bersabarlah tanpa berhenti berusaha.
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk shalat dan bersabarlah kamu
dalam melakukannya.” (QS Thaha (20) : 132)
- Kenalkan anak dengan karakter Al-Mushollin
Ajak anak membuka Al-Qur’an Surat Al-Ma’arij (70) mulai dari ayat 11
hingga 34. Berikan pengantar seperti bunyi ayat 11 hingga 21, bahwa pada hari
kiamat, ada orang yang sangat ingin menebus dirinya dari siksa api neraka,
dengan anaknya, atau dengan istrinya, atau dengan saudaranya, atau dengan
keluarganya, bahkan kalau perlu dengan semua manusia di bumi. “Biarlah mereka
masuk neraka semua, asalkan saya bisa selamat”, begitu kira-kira. 
Mereka masuk neraka karena selama hidup di dunia, selalu menyikapi
sesuatu tidak pada tempatnya. Jika mereka mendapat kesulitan, mereka selalu
berkeluh kesah, menggerutu, ngambek, marah atau memukul. Jika mereka mendapat
kebaikan atau kekayaan, mereka pelit bukan main, sombong, atau boros. Apapun
yang terjadi, sikap mereka selalu negatif. 
Masuk dan beri penekanan pada ayat ke 22 : “Ilaal musholliin,
Kecuali orang-orang yang mendirikan sholat (secara berkesinambungan).” Hanya
orang-orang yang berkarakter Al-Mushollin yang bisa selamat dari api neraka.
Ini karena sholat membuat golongan Al-Mushollin mampu untuk bersikap positif
terhadap apapun yang terjadi padanya.
Bantu anak melakukan refleksi, apakah sholatnya selama ini sudah
bisa masuk kategori Al-Mushollin atau belum, misalnya : Menurutmu kalau
sholatnya sambil bercanda, masuk golongan Al-Mushollin tidak? Kalau sholat
sengaja ditelat-telatin, masuk golongan Al-Mushollin tidak? Buat daftar
terperinci tentang sikap sholat anak selama ini, dan tanyakan satu per satu
padanya mana yang menurutnya sudah masuk kategori Al-Mushollin dan mana yang
belum. Beri tantangan apakah ia ingin masuk golongan Al-Mushollin atau tidak.
Jika ingin, bantu ia melakukan evaluasi apa saja yang harus ia perbaiki dari
sholatnya.
Selain sholat secara berkesinambungan, ada ciri-ciri lain golongan
Al-Mushollin yang disebutkan di ayat 24 hingga 33. Jika saat ini kita baru
ingin menekankan sholat, maka ciri lain tersebut bisa kita kenalkan di lain
waktu saat kondisinya lebih sesuai. Kita bisa langsung loncat ke ayat 34 :
"Dan orang-orang yang memelihara shalatnya." 
Karakter Al-Mushollin yang dikenalkan Allah di surat ini, dibuka
dengan sholat (ayat 22) dan ditutup dengan sholat (ayat 34). Beri penekanan
pada anak, bahwa ini menunjukan betapa pentingnya kedudukan sholat dalam agama
Islam. Tantang dia untuk mulai sholat dengan tertib, tertib tata caranya dan
tertib bacaannya.
- Minta anak selalu sholat di sebelah kita, orang tuanya.
Anak perlu role-model,
bahkan dalam urusan sholat. Sangat jarang ada anak yang bisa langsung tertib
sholatnya. Semua perlu waktu dan usaha. Rasulullah menyuruh kita mulai
mengajarkan dan membiasakan anak sholat di umur 7 tahun, bahkan boleh
memukulnya jika sampai usia 10 tahun belum bisa sholat dengan tertib. Ada
rentang waktu 3 tahun di sana, kurang lebih 5475 kali sholat fardhu. Alangkah
baiknya jika 5475 kali sholat itu, anak melakukannya dalam pengawasan kita atau
orang yang kita percaya. Anak bisa langsung melihat cara kita sholat, untuk
kemudian menirunya. Jika ada yang salah dengan sholatnya pun, kita bisa langsung
menegurnya seusai sholat.
- Ajarkan anak doa agar istiqomah dalam sholat
Bersamaan dengan usaha kita memotivasi anak, jangan lupa
mengajarinya doa Nabi Ibrahim a.s yang sudah terkenal mustajab.
“Rabbiij'alnii muqiimash-shalaati
wamin dzurrii-yatii, rabbanaa wataqabbal du'aa, Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang
yang selalu mendirikan shalat, demikian juga anak keturunanku. Ya Tuhanku, perkenankan
do'aku." – (QS. Ibrahim (14) : 40)
Mintalah anak untuk membaca doa ini setiap selesai sholat. Tentu kita
sendiri pun harus juga sering-sering membacanya. Wamin dzurrii-yatii, dan demikian pula anak keturunanku. 
Mudah-mudahan Allah menumbuhkan dalam jiwa anak kita keinginan untuk
sholat dengan tertib secara berkesinambungan, hingga suatu saat bisa mencapai
derajat sholat khusyu’. Amiin
Komentar
Posting Komentar