Anak yatim adalah anak manusia yang belum dewasa yang ayahnya telah meninggal dunia. Kematian ayah, bagi orang yang belum dewasa, menjadikannya kehilangan pelindung, seakan-akan ia sendirian dan sebatang kara. Selain dapat menimbulkan efek fisik seperti kekurangan materiil – pangan, sandang atau papan, juga ada efek psikis yang mengancam si anak tumbuh menjadi jiwa yang lemah karakter dan imannya.    Jika pemikiran kita hanya sampai di dunia, maka kita akan memandang bahwa membantu anak yatim tidak akan memberikan keuntungan apapun selain menambah beban. Imbalan memelihara anak yatim memang tidak di dunia, tetapi di akhirat. Nabi pernah bersabda sambil mendempetkan hari tengah dan jari telunjuk beliau, “Saya bersama pemelihara anak yatim seperti ini   kelak di surga.” Dan jika kita mengharapkan hanya imbalan akhirat saja, ternyata Allah juga memberikan kepada kita kemuliaan di dunia.               Ada beberapa tingkatan bersika...
Cahaya-Nya seperti pelita berselubung kaca dalam ceruk jiwa, yang terisi minyak termulia dari pohon yang tumbuh tidak di timur dan tidak di barat, yang bercahaya laksana mutiara meski api belum menyentuhnya.