Langsung ke konten utama

Belajar Ilmu Parenting dari Para Nabi dan Orang Sholeh (Bagian 2)

Rangkuman Seminar Parenting : “Mendidik Anak Laki-laki” 
Narasumber Ust. Bendri Jaisyurrahman
Sabtu 11 Oktober 2014 di Sekolah Alam Indonesia cabang Meruyung
Dinarasikan kembali oleh : Pida Siswanti


Laki-laki dan perempuan, tidak hanya dibedakan dari jenis kelaminnya saja, tetapi juga dari totalitas karakternya, dari cara bicara, cara menangis, cara berjalan, cara berpikir dlsb. Sebuah penelitian mengatakan bahwa 75% anak laki-laki usia SD berkarakter kebanci-bancian. Maka merujuk pada kalimat pertama, dapat diartikan bahwa 75% anak laki-laki usia SD tidak tahu bagaimana karakter seorang laki-laki. Lalu kemanakah perginya peran kedua orang tuanya?

Tugas Utama Pengasuhan Anak
"Tidaklah seorang bayi lahir kecuali dalam keadaan fitrah. Maka kemudian kedua orangtuanyalah yang akan menjadikan anak itu Yahudi, Nashrani atau Majusi" (HR Bukhari)

Arti kata fitrah di sini, termasuk di dalamnya 'software' menjadi laki-laki (jika bayi laki-laki) atau menjadi perempuan (jika bayi perempuan). Software ini terwujud dalam bakat, potensi, karakter dlsb. Jadi, bayi laki-laki sudah berbakat menjadi laki-laki, bayi perempuan sudah berbakat menjadi perempuan. Jika softwarenya laki-laki, tapi stimulan selama pengasuhan dari orang tuanya salah (tidak menunjukkan bagaimana seharusnya menjadi laki-laki itu, karena ayah tidak memberi peran berarti), maka kemungkinan besar memunculkan laki-laki feminin. Jika ditambah 'pernah trauma' (misal: anak laki-laki tsb melihat ayahnya memukul ibunya), maka kemungkinan besar akan memunculkan laki-laki gay. Maka, pengasuhan memiliki pengaruh yang besar terhadap penyimpangan fitrah anak.

Banyak orang tua bertanya, bagaimana pendidikan seksualitas terhadap anak usia dini? Sebagai orang tua muslim, tentu saja pendidikan seksualitas yang benar adalah yang sesuai syariat Islam. Dan kita berpegang teguh pada syariat itu meskipun pakar pendidikan barat mengatakan yang sebaliknya. Misalnya : menurut pendidikan barat, boleh mandi bersama anak dan ayah/ibunya untuk mengenalkan seksualitas pada anak. Sementara dalam Islam, sedangkan anak saja tidak boleh sembarangan masuk kamar orang tua, ada adabnya termasuk tiga waktu yang dilarang, apalagi mandi bersama. Dalam Islam lebih ditekankan untuk mengenalkan batasan aurat bagi anak-anak dan kewajiban menutupinya. 

Contoh yang lain, anak bayi tidak boleh dilarang main kotorannya sendiri, biarkan dia bereksplorasi, begitu kata pakar pendidikan barat. Dalam Islam, kita mengenal hukum najis. Ini yang mesti kita kenalkan pada anak-anak. 

Dalam QS Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman : 'Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan...'
Maka hanya ada 2 jenis manusia di dunia ini, laki-laki dan perempuan. Tidak ada waria. Waria adalah penyimpangan.

Dalam QS Ali Imron ayat 36 Allah berfirman: '...dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan...'
Laki-laki berbeda dengan perempuan. Fitrahnya beda. Softwarenya beda. Maka mendidiknya pun beda.

Sifat Dasar (Fitrah) Laki-laki : Al-Qowwam, pemimpin 
Sifat Qowwam mutlak dimiliki seorang laki-laki, karena Allah berfirman dalam QS An Nisa ayat 34 : Ar-rijaalu qowwamuna 'ala nisaa, laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan.
  1. Ada kata qiwam (dengan kasrah), arti teksnya adalah makanan yang membuat manusia tegak berdiri. Dapat diambil benang merah bahwa sifat laki-laki harus bisa menjadi motivator bagi orang-orang di sekelilingnya, seperti makanan yang bisa membuat orang kuat berdiri. Jika sifat ini tak ada maka dia tidak lagi bisa disebut laki-laki sejati. 
  2. Ada qowam (dengan fathah), artinya adil dan seimbang (dalam kitab Al Mishbah Al Munir, Ahad bin Muhammad Al Fayumi). Dapat diambil benang merah, bahwa laki-laki diberi potensi mampu bersikap adil, maka dia laki-laki dibolehkan syariat Islam untuk poligami. 
  3. Ada juga kata Al-qoyyim, yang artinya tuan/pemimpin (dalam kitab Mukhtar Ash shihah, Abu Bakar Ar-Razi).  
Maka laki-laki harus kuat, tangguh, survive karena dia memiliki fungsi menegakkan, menjadikan, membentuk atau meningkatkan. Setiap anak laki-laki memiliki bakat menjadi motivator sekaligus menjadi leader. Inilah bakat yang diberikan Allah kepada anak laki-laki. Jadi anak bukanlah 'kertas kosong' seperti pemikiran barat. Maka tugas orang tua terhadap anak laki-lakinya adalah menstimulan supaya sifat Qowwam ini muncul dan tidak mati.

Belajar dari Keluarga Terbaik : Keluarga Ibrohim a.s

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imron melebihi segala umat.” QS Ali ‘Imron  (3) : 33

Kita fokus kepada keluarga Ibrohim, keluarga dengan dominasi anak laki-laki yang semuanya menjadi nabi, Ishak dan Ismail. Keluarga Ibrohim memiliki hasil sempurna : kaderisasi imannya berhasil diturunkan sampai ke anak cucu. Maka fokus pengasuhan anak laki-laki zaman sekarang adalah agar anak laki-laki kita memiliki karakter kenabian.

Fokus Pengasuhan Anak Laki-laki
Nabi adalah profesi tertinggi seorang laki-laki. Dan tidak ada nabi setelah nabi Muhammad SAW, tapi beliau pernah bersabda : "Ulama adalah pewaris para nabi" (Al-Hadits)
Dan Allah pun berfirman dalam QS Asy-Syura ayat 13 : "Dia telah mensyariatkan bagi kami tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrohim, Musa dan Isa, yaitu tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya"


Maka karakter kenabian yang dimaksud adalah menjadi ahli ilmu ('ulama) yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan agama Islam.
Jadi fokus pengasuhan anak laki-laki adalah menjadi ahli (dalam bidang apapun) yang berjiwa iqomatuddin, menegakkan agama Islam. 
Kata ahli, bukan berarti titel atau gelar, tapi mampu memberi solusi untuk umat dari ilmu yang dimilikinya. Jangan nanggung! Jadilah ahli di bidangnya! Dorong ke sana!
Contoh : 
  1. Ibn Mas'ud : ahli Al-Quran, tapi tidak ahli perang, karena badannya pendek.
  2. Khalid bin Walid : ahli perang, tidak ahli Al-Qur'an, hafalannya hanya 2 surat hingga wafatnya, yaitu Al-Fatihah dan Al Ikhlas. Keahlian strategi perang Khalid yang terekam sejarah antara lain : saat melawan Romawi, Khalid berstrategi memutar pasukannya bergantian, sehingga tampak banyak di mata lawan padahal sebenarnya jumlah mereka jauh lebih sedikit. Atau saat harus menuju suatu daerah yang kalau ditempuh dari Madinah lazimnya ditempuh 6 hari, Khalid bisa menjadikannya 3 hari. Ini karena Khalid tahu ilmu bahwa seekor kuda akan lari paling kencang pada 2 keadaan, saat panas sekali atau saat dingin sekali. Maka di siang hari, Khalid menyuruh pasukan berkudanya melintasi gurun, dan saat malam hari melintasi bukit.
Maka wahai anak laki-laki, jadilah ahli, karena kalau tidak ahli, tidak banyak bisa memberi manfaat dan solusi untuk umat. Tapi apalah artinya ahli, jika tidak digunakan untuk menegakkan agama. Sia-sia, keahlian yang berhenti di dunia, karena tidak terhubung ke akhirat. Laki-laki tidak boleh netral, karena laki-laki terbaik adalah laki-laki yang berkarakter nabi, yang berjiwa iqomatuddin, penegak agama dengan keahlian yang tumbuh padanya. Karena pilihan Allah hanya 2, jadi tentara Allah atau jadi musuh Allah. Jika ada yang memilih netral, maka sesungguhnya itu adalah angan-angan yang syaitan panjangkan agar laki-laki tersebut menjadi musuh Allah.
Di Israel, orang-orang Yahudi mendidik anak-anak mereka agar tidak netral, agar berpihak pada Yahudi, tapi mereka menyebarkan propaganda 'netral' dan 'toleran' pada umat Islam untuk melemahkan  umat Islam.
Lantas bagaimana mendidik anak laki-laki agar berkarakter seperti nabi? Tirulah keluarga Ibrohim.

TAG-LINE Pengasuhan anak laki-laki : Kamu itu calon pemimpin, Nak! Pemimpin yang adil dan ahli, untuk menegakkan agama Allah, iqomatuddin.

Belajar dari Pengasuhan Rasulullah
Para ahli sejarah kesulitan mendapatkan catatan sejarah yang lengkap tentang Ibrohim maupun anaknya Ishak dan Ismail. Tapi ahli sejarah memiliki sejarah lengkap mengenai Muhammad SAW, yang adalah salah satu cucu Ibrohim. Maka dari sanalah kita akan belajar ilmu parenting mendidik anak laki-laki. Kita tetap tidak menselisihi Al-Quran yang mengatakan keluarga terbaik adalah keluarga Ibrohim.
Ada 4 ciri khas pengasuhan Rasulullah:
  1. meskipun beliau yatim, tetap ada keterlibatan sosok ayah pengganti
  2. sedari kecil telah dibina agar siap menjadi nabi
  3. stimulan lengkap, sesuai dengan tahapan perkembangan
  4. produktif dan sibuk di setiap tahapan usia
Fase Pengasuhan Rasulullah
  1. Masa usia 0-5 tahun, penguatan bahasa ibu
    Usia ini fokus di ketrampilan dan kecerdasan berbahasa. Cara bicara yang sopan, runut, dan pilihan kata yang tepat. Perhatikan omongan anak-anak. Bisa jadi dari kita cara bicaranya sudah baik, tapi pergaulan dengan teman-temannya mengenalkannya pada bahasa-bahasa kasar atau jorok yang tidak seharusnya keluar dari mulut laki-laki beriman. Jangan anggap enteng omongan atau bahasa anak-anak, apalagi berpendapat 'namanya juga anak-anak' atau "masih kecil ini, nanti besar juga tahu sendiri". Ini pendapat yang salah. Jika anak 'nanti tahu sendiri', lalu di mana peran kita sebagai orang tua? Bahasa menunjukan adab. Bahasa menunjukan jati diri seseorang. Bahasa menunjukan amalan. Awasi bahasanya! Karena itu bahkan ada ahli yang berpendapat, untuk rentang usia 0-5 tahun sebaiknya tidak bilingual.
    Dalam QS Al-Ahzab ayat 70 Allah memerintahkan kita untuk berkata yang baik dan benar, qoulan sadiida :
    "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang benar,"
    Sebagian besar ketrampilan dan kecerdasan berbahasa Rasulullah diperkenalkan oleh Halimah, ibu susuannya. Apalagi waktu itu, bahasa arab di Mekah sudah mulai rusak. Dalam pengasuhan Halimah, Rasulullah dapat mengenal bahasa arab yang fasih. Para sahabat bahkan berkata : tidak ada yang sefasih Rasulullah dalam mengucapkan bahasa arab.
  2. Masa pra-baligh, mulai mendapat tanggung jawab.
    Rasulullah dulu menggembala kambing. Dalam menggembala, ada pelajaran kepemimpinan yang diperoleh. Yaitu belajar memimpin dan menaklukan makhluk yang syahwatnya lebih dominan daripada akalnya.
  3. Masa baligh, berdagang (safar/ekpedisi jalan jauh) dan magang perang.
    Suku quraisy punya tradisi rihlah, yaitu berjalan jauh atau melakukan ekpedisi berdagang. Dengan tradisi ini, Islam terbantu sehingga tersebar ke seluruh penjuru dunia. Hikmahnya : Jangan kurung anak laki-laki di rumah, ajak safar - jalan jalan jauh, lebih baik kalau jalan-jalannya dalam rangka mengenalkan suatu keahlian yang diminati sang anak, suruhlah menginap di masjid, dan menjadi enterpreneur.
    Peperangan yang pertama kali diikuti Rasulullah, beliau hanya bertugas memunguti anak panah. Hikmahnya : anak laki-laki wajib di bawa ke aktifitas orang dewasa. Misalnya ajak ke tempat ayahnya bekerja, atau menjadi panitia idul qurban dengan tugas menyembelih kambing, dlsb.
  4. Masa dewasa awal, aktif di organisasi kebaikan. Rasulullah dulu sudah ambil peran penting dalam perjanjian 'hilful fudhul' yang menjamin perlindungan terhadap permasalahan orang-orang lemah. Hikmahnya : jikalau anak laki-laki kita kuliah, maka jangan jadi mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang kuliah pulang, Suruh dia aktif dalam organisasi kebaikan. Jangan kebiri jiwa kepemimpinannya, jiwa qowwam-nya.
  5. Masa dewasa akhir, memilih pasangan yang tepat. Rasulullah menikah dengan Khadijah. Hikmah : Bantulah anak laki-laki kita memilih pasangan, agar dapat istri yang bisa membantu perjuangannya menegakkan agama.

QA 
Q : Bagaimana menerapkan kata 'jangan'?
A : Bedakan usianya, bedakan konteksnya.

  1. Bayi : tidak ada kata jangan, cari kalimat positif
  2. Di usia 5 - 7 tahun, di saat anak-anak sudah bisa membedakan kanan dan kiri, maka boleh pake kata 'jangan', karena anak sudah bisa diberitahu mana yang baik mana yang tidak baik. Kalau sudah pakai kata 'jangan', maka langsung berikan solusinya.
  3. Sudah baligh, maka boleh langsung pakai kata 'jangan'.
Untuk konteks tauhid, akhlak dan adab : boleh pakai kata 'jangan'
Untuk konteks exploratif skill : sebaiknya tidak pakai kata 'jangan', tapi gunakan kalimat positif


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses (Kreatif) Dibalik Buku Anak : Mengenal Tanda Kebesaran Allah SWT

Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin Tahun 2015 kemarin ditutup dengan terbitnya buku solo perdana saya. Buku anak berjudul "Mengenal Tanda-Tanda Kebesaran Allah SWT", diterbitkan oleh Al-Kautsar Kids (Pustaka Alkautsar Group). Buku setebal 152 halaman ini telah menempuh perjalanan yang cukup panjang sejak idenya muncul hingga terbit.  Berawal dari perjalanan saya, suami, dan dua anak saya naik motor bolak-balik dari rumah ke masjid setiap waktu sholat tiba.  Saat maghrib, isya dan subuh, saya selalu memandangi langit yang gelap. Di antara kerlip bintang di sana, saya melihat bulan dalam bentuk yang selalu berbeda. Kadang sabit tipiiis serupa alis, kadang cembung gendut lucu, kadang purnama bulat sempurna dengan cahaya berpendar-pendar, indah sekali.  Lalu timbullah tanya dalam hati, dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman bahwa tidaklah Dia menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dengan sia-sia. Tapi mengapa rasa di hati saya terhadap bulan tak lebih hanya hi...

Tiga Langkah Pertamaku

(Juara 2 lomba menulis " Capture Your Gain Moment " yang di selenggarakan oleh Majalah Parents Guide, bulan Desember 2010) Menjelang usia sembilan bulan anakku, Farraas. Aku menjadi full time mom.  Jika dulu pengasuhnya sangat hati-hati menjaga karena tentu saja takut aku marahi kalau terjadi apa-apa. Aku cenderung membiarkan dan tidak menahannya menjelajah seisi rumah. Aku hanya mengamati benda-benda disekitarnya kalau-kalau bisa membahayakannya. Selebihnya,kubiarkan ia menantang dirinya sendiri, merangkak, memegang ini itu, menjangkau benda yang lebih tinggi, lalu mulai berdiri. Awalnya aku terpana melihat ia berdiri sendiri dengan kaki gemetar, mungkin kakinya belum kuat. Ia menangis lalu jatuh terduduk. Aku hanya tersenyum seraya berkata, “Bagus, Nak. Ayo teruskan!”. Dua hari kemudian, Farraas mulai menantang dirinya untuk menggerakkan kakinya selangkah dengan tangan berpegangan di sofa. Satu langkah masih gemetar, ia menangis, namun sekali lagi aku katakan, “Ba...

Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Membaca dan Korupsi

Sudah lama saya ingin tahu dan menulis mengenai hubungan korupsi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Membaca, adakah hubungan yang saling berkaitan? KORUPSI Dari data “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) – Hongkong yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2010, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling korup se-asia pasifik. Berikut urutan lengkapnya: Indonesia (terkorup) Kamboja (korup) Vietnam (korup) Filipina (korup) Thailand India China Taiwan Korea Macau Malaysia Jepang Amerika Serikat (bersih) Hong Kong (bersih) Australia (bersih) Singapura (terbersih) Penilaian didasarkan atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2,174 dari berbagai kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan Amerika Serikat. Masih data PERC 2010, dalam kurun 2008-2010, peringkat korupsi Indonesia meningkat dari 7.98 (2008.), 8.32 (2009) dan naik menjadi 9.07 (2010) dari angka...