Langsung ke konten utama

Sebuah Pernyataan Agung


Tha Ha
Tidaklah Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an untuk menyusahkanmu.
Melainkan sebagai peringatan bagi mereka yang takut
Diturunkan dari Pencipta bumi dan langit yang tinggi
Yang Maha Pengasih, yang di atas Arsy' bersemayam
Milik-Nya semua yang ada di langit dan di bumi, di antara keduanya, serta di bawah tanah
Jika engkau keraskan suaramu, maka sungguh Ia tahu yang rahasia dan yang tersembunyi
(Dialah) Allah, tiada Tuhan selain Dia. Bagi-Nya Asmaul Husna.
(QS: Tha ha (20) : 1-8)

Sungguh, delapan ayat tersebut adalah sebuah pernyataan yang agung. Ayat yang menggetarkan hati Umar Bin Khattab. Pernyataan bahwa Al-Qur'an adalah sesuatu yang serius. Diturunkan bukan untuk main-main. Bukan untuk diperoleh kemudian dijadikan pajangan. Bukan pula sebagai hafalan tanpa peresapan maknanya. Bukan sekedar teori tanpa implementasi. Bukan sekedar penenang hati hanya karena kita sudah mengkoleksi. Ia tidak sejajar dengan buku atau kitab lain di kanan-kirinya di rak buku kita.

Karena Ia diturunkan oleh Tuhan Pencipta Langit dan Bumi. Pencipta apa-apa yang ada di antara keduanya. Pencipta apa-apa yang ada di bawah tanah. Pencipta kita, manusia, juga. Dan Sang pencipta tersebut menjamin bahwa Al-Quran turun bukan untuk menyusahkan hidup kita. Melainkan sebagai peringatan. Peringatan akan datangnya hari berbangkit. Peringatan akan adzab yang pedih bagi mereka yang berbuat dzolim. Peringatan bagi pemimpin yang tidak menunaikan amanat. Peringatan bagi pedagang yang mengurangi timbangan. Peringatan bagi orang tua yang meninggalkan generasi yang lemah. Peringatan bagi pemakan harta secara batil. Peringatan bagi siapa saja yang sadar bahwa apa-apa yang ia lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah, kemudian ia memastikan dirinya memiliki jawaban yang didasarkan pada petunjuk yang telah diturunkan, Al-Qur'an.

Sungguh, kita boleh saja berdalih ini itu dengan keras, hingga semua kawan dan kerabat tahu apa yang kita lakukan. Tapi sungguh Allah tahu apa yang tersembunyi dalam hati kita dan apa yang kita rahasiakan. Tak ada yang bisa kita sembunyikan di hadapan-Nya. Termasuk kejujuran hati kita, sudah sampai mana kita membaca Al-Qur'an. Sudah sampai mana kita memaknai Al-Qur'an. Bagaimanakah posisi Al-Qur'an dalam hati kita. Kita anggap serius, atau masih main-main.

Dialah Allah, pemilik Asmaul Husna, nama-nama yang mulia. Maka bermohonlah kepada Allah dengan nama-nama mulia itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama itu. Sesungguhnya mereka akan mendapatkan balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (QS: Al A'raf (7) : 180)

Ya Allah Ya Haadi, Sang Pemberi Petunjuk, tetapkanlah hati kami agar condong untuk membaca dan mempelajari Al-Qur'an-Mu, serta mengamalkannya dalam setiap hembusan nafas kami. Hingga, datang hari yang besar, yaitu hari ketika Engkau memanggil kami. Amin.

Depok, 1 September 2012, pagi hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses (Kreatif) Dibalik Buku Anak : Mengenal Tanda Kebesaran Allah SWT

Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin Tahun 2015 kemarin ditutup dengan terbitnya buku solo perdana saya. Buku anak berjudul "Mengenal Tanda-Tanda Kebesaran Allah SWT", diterbitkan oleh Al-Kautsar Kids (Pustaka Alkautsar Group). Buku setebal 152 halaman ini telah menempuh perjalanan yang cukup panjang sejak idenya muncul hingga terbit.  Berawal dari perjalanan saya, suami, dan dua anak saya naik motor bolak-balik dari rumah ke masjid setiap waktu sholat tiba.  Saat maghrib, isya dan subuh, saya selalu memandangi langit yang gelap. Di antara kerlip bintang di sana, saya melihat bulan dalam bentuk yang selalu berbeda. Kadang sabit tipiiis serupa alis, kadang cembung gendut lucu, kadang purnama bulat sempurna dengan cahaya berpendar-pendar, indah sekali.  Lalu timbullah tanya dalam hati, dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman bahwa tidaklah Dia menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dengan sia-sia. Tapi mengapa rasa di hati saya terhadap bulan tak lebih hanya hi...

Tiga Langkah Pertamaku

(Juara 2 lomba menulis " Capture Your Gain Moment " yang di selenggarakan oleh Majalah Parents Guide, bulan Desember 2010) Menjelang usia sembilan bulan anakku, Farraas. Aku menjadi full time mom.  Jika dulu pengasuhnya sangat hati-hati menjaga karena tentu saja takut aku marahi kalau terjadi apa-apa. Aku cenderung membiarkan dan tidak menahannya menjelajah seisi rumah. Aku hanya mengamati benda-benda disekitarnya kalau-kalau bisa membahayakannya. Selebihnya,kubiarkan ia menantang dirinya sendiri, merangkak, memegang ini itu, menjangkau benda yang lebih tinggi, lalu mulai berdiri. Awalnya aku terpana melihat ia berdiri sendiri dengan kaki gemetar, mungkin kakinya belum kuat. Ia menangis lalu jatuh terduduk. Aku hanya tersenyum seraya berkata, “Bagus, Nak. Ayo teruskan!”. Dua hari kemudian, Farraas mulai menantang dirinya untuk menggerakkan kakinya selangkah dengan tangan berpegangan di sofa. Satu langkah masih gemetar, ia menangis, namun sekali lagi aku katakan, “Ba...

Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Membaca dan Korupsi

Sudah lama saya ingin tahu dan menulis mengenai hubungan korupsi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Membaca, adakah hubungan yang saling berkaitan? KORUPSI Dari data “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) – Hongkong yang dirilis pada tanggal 8 Maret 2010, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling korup se-asia pasifik. Berikut urutan lengkapnya: Indonesia (terkorup) Kamboja (korup) Vietnam (korup) Filipina (korup) Thailand India China Taiwan Korea Macau Malaysia Jepang Amerika Serikat (bersih) Hong Kong (bersih) Australia (bersih) Singapura (terbersih) Penilaian didasarkan atas pandangan ekskutif bisnis yang menjalankan usaha di 16 negara terpilih. Total responden adalah 2,174 dari berbagai kalangan eksekutif kelas menengah dan atas di Asia, Australia, dan Amerika Serikat. Masih data PERC 2010, dalam kurun 2008-2010, peringkat korupsi Indonesia meningkat dari 7.98 (2008.), 8.32 (2009) dan naik menjadi 9.07 (2010) dari angka...