Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

Untuk Moms, Berbagi Pengalaman Menyapih si Kecil

Meski untuk anak kedua, Farraas, menyapih tetap saja menjadi pengalaman unik yang mendebarkan. Kali ini aku memilih metode menyapih yang banyak di sarankan para pakar baru-baru ini yaitu menyapih dengan cinta. Setiap kali suami menyarankan untuk mulai menyapih sejak Farraas berusia setahun, aku selalu berkata akan menyapihnya setelah Farraas bisa diajak berkomunikasi dan mulai mengerti perkataanku. Suami sempat tidak percaya karena menurutnya anak kecil belum mengerti. Tapi sudah banyak ibu-ibu yang berhasil, mengapa aku tidak. Maka mulailah mencari tulisan atau artikel tentang metode menyapih dengan cinta ini untuk menyelami pengalaman-pengalaman mereka. Namun aku menyadari tiap pasangan ibu-anak selalu mempunyai jalannya sendiri, jalan yang mereka sepakati dengan hati. Farraas usia setahun. Aku mulai memperkenalkan pada Farraas bahwa ada susu selain susu mamanya. Aku memilih susu cair UHT ukuran kotak kecil 125 ml dan menamainya susu kotak. Kadang-kadang kusebut juga susu sapi. “M...

Latihan Membaca

Telunjuk mungilnya menunjuk kata pertama dari tiga kata di baris teratas, “Bbaaaaa……Paaaa…kk” “Bagus…” Aku menyemangatinya. “Bapak itu apa?” Tanyanya. Mata beningnya mengerjap menatapku, menanti jawaban. “Bapak itu Papa” Jawabku. “Oooo……” Ia mengangguk-angguk. Kukira ia akan melanjutkan membaca, ternyata tidak, “Kalau Mama?” “Ibu” “Oooo….” Telunjuk mungilnya kembali ke buku, kata kedua, “Hheeee….rraaaaa….n”. “Pinter” Pujiku. “Heran itu apa?” “Begini…” Aku menautkan alis, memasang wajah heran. “Oooo…hihihihi” Ia tertawa sambil mengatupkan tangan kanannya ke mulut. Sepertinya raut heranku membuatnya geli. Barangkali menurutnya mirip badut. “Ayo, mulai lagi” sahutku. “Kkaaaa…ssiiiiiii..hh. Kasih itu apa?” Ia mengangkat wajahnya dari buku, menatapku. “Kasih itu pasangannya sayang” Jawabku “Kasih sayang?” Aku mengangguk, “Iya” Lanjut ke baris kedua, kata pertama, “Siiiiii…puuuuu…t. Siput” Ia memandangku tertawa, “Snail…” ulangnya lagi. Kukira ia ingat Brainy Baby seri Anima...

Aaaarrrrggghhhh...........................

Lamat-lamat, Adzan Subuh dari corong-corong masjid memenuhi atmosfer pagi buta itu. Berlomba memasuki pendengaran manusia yang masih berselimut. Memeluk mimpi. " Asholatu khoiru mina naum.... " Shalat itu lebih baik dari tidur. Setiap adzan sampai pada bagian ini, dengan sangat cepat syaraf pendengaranku meneruskannya ke otak. Memberitahu bahwa kata-kata itu sangat gamblang artinya. Maka tafsir apa lagi yang kau tunggu dan membuatmu masih terlena dalam mimpi. Dengan kesadaran yang belum sempurna dan mata masih digantungi kantuk yang selalu terasa lebih berat menjelang pagi tiba, aku memaksakan diri bangun. Duduk sebentar di pinggir kasur sambil membesar-besarkan mata. Memaksanya mau berkompromi untuk bangun dan memulai aktivitas hari ini. Aku menoleh ke belakang. Mas Damar tak ada di ranjang. Refleks aku beranjak membuka pintu kamar. Dia ternyata masih duduk di depan komputernya di ruang tengah. Mengklik lalu mengetik sesuatu. Layarnya dipenuhi gambar-gambar laptop. Mata...