Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2011

Hari Tua Ibu

“Jadi kapan aku harus menjemput Ibu?” tanya Rori akhirnya. Rosa menjawab di seberang telepon, “Aku juga tidak tahu, Mbak. Ibu tidak bilang kapan” “Kok, Ibu lama sekali ambil keputusannya sih, Ros? Di Kaliputih toh sudah tidak ada siapa-siapa lagi. Apa Ibu mau sendirian di sana?” sembur Rori kesal, “Lebih baik Ibu tinggal di sini. Semua rumah anak-anaknya ada di sini. Lebih mudah kalau Ibu mau main ke rumah kita. Kita juga kalau lebaran jadi mudah, tak perlu pulang jauh-jauh ke Kaliputih. Betul, kan, Ros?” “Aku juga berpikir begitu, Mbak.” sahut Rosa. “Apa sih yang menahan Ibu di sana? Sudah setahun Ayah meninggal tapi Ibu belum juga mau pindah?” “Ibu bilang terlalu banyak kenangan di sana.” “Hidup kok dalam kenangan! Hidup ya dalam kenyataan dong, Ros! Kenyataannya aku, kamu dan Romi sama-sama tinggal di Jakarta. Cucu-cucunya juga di sini semua. Ibu tinggal pilih Ibu mau tinggal dengan siapa. Aku, kamu atau Romi? Beres, kan?” “Ya, tapi kita juga harus menghargai keinginan Ibu, Mbak. Ki...

Lampu Di Tikungan Jalan

Sudah dua minggu ini aku mati. Aku merasa kasihan pada orang-orang yang melewati tikungan jalan di bawahku. Pengemudi kendaraan bermotor mungkin tak terlalu merasa kehilanganku. Namun, para pejalan kaki selalu mempercepat langkah mereka tiap kali tiba di sini. Nyata sekali mereka merindukanku. Rasa itu sedikit terobati kala mereka melihat sinar lampu bohlam sepuluh watt berjarak sepuluh meter dariku. Walau redup, sinar itu mampu menenangkan hati mereka. Pak tua itu yang membuatku mati. Ia mensabotase sumber penghidupanku. Aku sungguh tak mengerti apa yang menginspirasinya berbuat begitu. Kupikir mungkin ia terlalu banyak menghabiskan masa tuanya menonton film James Bond. Aksi-aksi detektif itu mengaburkan ingatannya tentang bagaimana dulu ia bersikeras memberikan kehidupan pertama bagiku. Dan kini setelah dua tahun menjamin pasokan energiku, ia menghentikannya dengan semena-mena. Sungguh keterlaluan!. Jalan itu hanya selebar dua meter, diberi nama Gg H Muhasin, terbuat dari beton mulus...